SPONSOR
Pasang Iklan Murah Di Blog Ini
Pasang Iklan Murah Di Blog Ini
Pasang Iklan Murah Di Blog Ini
Pasang Iklan Murah Di Blog Ini

Kamis, 08 Mei 2014

Bencana Akhlak dan Moral

Foto : www.google.co.id/search?q=kenakalan+siswa
Awal mula Nabi Muhammad Saw. diutuskan ke dunia ini tidak lain adalah untuk menyempurnakan  akhlak dan moral manusia, dengan melihat fenomena manusia ketika itu Allah mengirimkan seseorang untuk memperbaiki dan mengarahkannya kepada kebaikan. Ketika harga diri orang tidak pernah dihargai, derajat seorang wanita dilecehkan bahkan di bunuh hidup-hidup, sungguh kejam kehidupan Masyarakat Arab ketika itu, mabuk-mabukan, minum arak, berjudi dan berbagai kejahatan lainnya. Maka tak lama kemudian diutusnya Nabi Muhammad sebagai Pahlawan Perubahan yang membawa misi kebaikan untuk seluruh insan ketika itu, walaupun berbagai halangan beliau rasakan ketika itu bahkan ancaman pembunuhan terhadap dirinya. Tapi akhirnya beliau mampu melewati semuanya hingga mampu memperbaiki akhlak dan moral manusia ketika itu dan mengislamkannya. Memang tak semua biji yang ada di pohon itu akan berhasil menjadi buah yang matang, begitu juga dengan Rasulullah Saw. tidak semuanya mau mengikuti jejak Rasulullah mengikuti jalur kebaikan. Hal pertama Rasulullah lakukan adalah memperbaiki akhlak dan moral mereka, merubah perilaku sehari – hari mereka dari kejahatan, dan hal lainnya yang menyimpang dengan agama islam ketika itu.

Penulisan artikel ini sebuah kesedihan penulis ketika membaca sebuah status seorang murid di dinding facebooknya mengatai gurunya dengan kata-kata yang kotor, yang tidak sepantasnya diucapakan oleh seorang murid kepada gurunya, ditulisnya karena marah kepada gurunya karena rambutnya dipotong oleh sang guru, pastinya guru sudah mengingat sebelumnya untuk memotong rambutnya. Apa yang ditulisnya di dinding yang sering dinikmati oleh semua orang di dunia menunjukkan krisisnya akhlak dan moral si murid, dia tidak tahu betapa mulia nya seorang guru itu,padahal orang tua, ayah dan ibu dan guru mereka bertiga harus kita muliakan.

 Seiring derasnya arus perubahan zaman dan segala tantangan yang timbul dalam arus globalisi dan itu bisa kita lihat realita sekarang ini tidak sedikit kita temukan sejumlah siswa dan remaja yang melakukan penyimpangan dari ajaran islam dan nilai-nilai keislaman diganti dengan pola kebudayaan Barat yang bercorak materialistis. Moral dan sopan santun pun  sudah terkikis pada setiap mereka bahkan rasa malu pun sudah hilang , nasihat orang tua tidak di dengar lagi, ketika nasihat seorang ustadz di abaikan, ketika nasihat seorang guru tidak dihiraukan lagi bahkan mengolok-ngoloknya seakan-akan apa yang di nasehatinya hanya omongan belaka sama sekali tidak ada benarnya, belum lagi pengaruh narkoba dan narkotika dan juga obat-obat terlarang yang menimpa remaja kita bahkan anak dibawah umur  pun sudah mengenal yang namanya ganja. Penulis juga mengutip apa yang dikatakan oleh Anggota Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Banda Aceh Tgk. H. Burhanuddin A. Gani beliau menilai moral remaja Aceh sangat memprihatinkan,karena banyak dari mereka yang terpengaruh narkotika dan obat terlarang . "Kita sangat prihatin dengan moral remaja kita sekarang ini, karena banyak terpengaruh dengan barang-barang haram, seperti ganja," katanya ketika memberi tausiah pada acara pengajian remaja Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) di Banda Aceh, Sabtu (31/12).(Harian Aceh, 01 Januari 2012)

   Bencana akhlak yang menimpa Indonesia umumnya dan Aceh khususnya ini menjadi sebuah keprihatinan kita semua, tanggung jawab kita semua, ulama , guru, teungku, dan tentunya orang tua. Memang kondisi aceh saat ini penuh dengan bencana, banjir  yang baru-baru ini menimpa Tangse, sudah terjadi lagi longsor nya jalan di Gunung Aneuk Manyak yang membuat akses jalan di Tutut Geumpang macet, datang lagi dari daerah utara pembacokan terhadap seorang tim sukses disusul pembakaran mobil timses. Lengkaplah sudah penderitaan rakyat Aceh yang mengalami derita panjang dan terus menerus, akibat berbagai bencana alam dan bencana akhlak. Kerusakan moral masyarakat, remaja, pejabat, secara nyata mengakibatkan instabilitas ekonomi negara dan krisis sosial berkepanjangan , dan juga dapat merusak tatanan kehidupan berbangsa, apalagi kita negeri yang di juluki “Serambi Mekah”dan mayoritasnya kita muslim semua,  rasanya malu diri ini julukan itu masih melekat pada negeri ini dengan melihat realita kehidupan  di Aceh ini. Apa lagi kota Banda Aceh saat ini sudah menjadi kota Bandar Wisata Islami, maka selayaknya gelar itu juga harus sesuai dengan isi yang ada didalamnya. Dan ini merupakan sebuah gerakan yang sangat mulia saya pikir yang dilakukan oleh Wali Kota Banda Aceh demi mewujudkan negeri ini menjadi negara islam seutuhnya, negeri yang dekat dengan rahmat dan jauh dari azab, bukan yang sebaliknya. Tapi sungguh tidak berarti  kalau pemerintah terus membumikan syariat islam sedangkan kita tidak mau menjalankannya, maka sudah saatnya  kita satukan barisan, satukan hati, satukan tekad, saling mendukung antara satu dengan yang lain, saling bahu membahu kita warnai negeri ini penuh dengan syariat dan menjunjung tinggi akhlakhul karimah dan ukhuwah islamiyah . Mulailah dari kita sendiri, keluarga kita dan sanak famili kita.

Seperti apa yang di utarakan oleh Bapak Johansyah dalam opininya, ( Serambi Indonesia, 17 Juli 2011, Syariat Keluarga) untuk mendukung dan mewujudkan Syariat Islam di Aceh, semestinya kita tidak bergantung kepada pemerintah dan tidak menunggu dalam melaksanakan ajaran islam. Karena itu sudah menjadi kewajiban bagi setiap kita orang islam, tanpa disuruh oleh pemerinah pun kita memang sudah di suruh oleh Allah Swt. Amar ma’ruf nahi munkar memang harus dilakukan oleh setiap kita yang muslim. Beliau juga mengatakan bahwa mulai saat ini kita harus membangun asumsi bahwa keberhasilan syariat bukan ditangan pemerintah, tapi ada di tangan kita dan keluarga dan menjadi tanggung jawab kita bersama.

Kedudukan  akhlak sangatlah penting dalam berbagai profesi apapun yang kita jalani, jadi polisi, jadilah polisi yang berakhlakhul karimah, jadi mahasiswa, jadilah mahasiswa berbudi tinggi, jadi murid, jadilah murid yang memilki akhlak yang baik hormatilah orang tua dan ibu gurumu, jadi kepala desa, jadilah kepala desa yang mempunyai akhlak yang mulia, jadi pejabat, jadilah pejabat yang mempunyai akhlak yang mulia, jadi pemimpin, jadilah pemimpin yang berbudi tinggi, junjung tinggi keadilan dalam kepemimpinan anda. Didalam Buku Harus Bisa Catatan Harian Dr. Dino Patti Djalal, Pak SBY mengatakan bahwa “hal yang paling penting dalam politik adalah Akhlak”, karena menurut beliau politik yang berakhlak berarti melakukan segala sesuatu dengan tujuan baik. i’tikad baik, dan dengan hati yang bersih. Kalau pemimpin sudah kehilangan akhlak, maka ia buta dalam berbuat keputusan. Ia akan cenderung mengambil keputusan yang keliru dan tidak bermoral. Seorang pemimpin yang memiliki kekuasaan tidak berarti harus kehilangan kesantunannya. Tenggang  rasa , menghormati orang lain, dan menahan ucapan yang tidak baik juga cerminan dari akhlak.

Maka penyelamatan terhadap bencana yang menimpa kita saat ini yaitu krisis moral dan akhlak harus secepatnya kita tangani bersama, kerjasama pemerintah,Ulama,pejabat dan masyarakat,kerjasama guru dan orang tua di sekolah maupun di pesantren, maka pendidikan akhlak menjadi basis pendidikan siswa di sekolah, ajarkan dan arahkan kepada  hal-hal yang baik kepada sang buah hati, dan tanamkan nilai – nilai luhur keislaman pada sang buah hati semenjak dini, berikan suri tauladan yang baik. Dan ingat, kita sebagai orang tua juga harus mengerjakannya apa yang kita suruh kepada anak kita. Ingatkan kawan-kawan yang sudah salah arah, tunjukkan dia pada jalan yang benar, kerena Rasulullah juga mengatakan bahwa kalau kita menunjukkan seseorang kepada kebaikan maka pahala yang kita dapatkan sama seperti orang yang mengerjakannya, asalkan kita juga tetap mengerjakan apa yang kita tunjukkan  kepada orang lain.







0 komentar:

Posting Komentar